MENJAGA OBJEKTIVITAS
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 13 Oktober 2011 00:00
- Ditulis oleh Olivia Elena
- Dibaca: 8738 kali
Baca: 1 Samuel 20:1-9
Yonatan berkata kepada Daud: ”Apa pun kehendak hatimu, aku akan melakukannya bagimu” (1 Samuel 20:4)
Bacaan Alkitab Setahun:
Zakharia 10-12
Ketika menjalani perkuliahan di jurusan komunikasi, ada sebuah kata yang selalu diulang oleh dosen saya di kelas: objektivitas. Objektivitas adalah salah satu prinsip terpenting untuk para calon awak media. Ketika berbincang dengan rekan dari jurusan sains, ternyata prinsip yang sama juga bergema di kelasnya. Menurut sang profesor di sana, objektivitas adalah kunci sukses seorang peneliti. Tampaknya, prinsip objektivitas ini telah menjadi “kaidah kencana” di bidang apa pun.
Suatu kali, Daud mengeluhkan secara terus terang kepada Yonatan, tentang sikap ayahnya—Saul. Seiring berjalannya waktu, makin jelas bahwa Saul melihat Daud sebagai ancaman bagi takhtanya. Dari sini kita belajar dari sikap objektif Yonatan. Ia tidak langsung menunjukkan sikap jengkel kepada Daud karena menuduh ayahnya. Sebaliknya, ia juga tidak langsung terprovokasi oleh Daud untuk ikut menjatuhkan Saul.
Dengan prinsip objektivitas dan pengetahuan bahwa Daud berada di pihak yang benar, Yonatan mengajak sahabatnya yang kalut itu untuk mencari jalan terbaik. Akhirnya kita tahu bahwa Yonatan berhasil menyelamatkan nyawa Daud, yang kemudian menjadi raja besar di Israel—meski untuk itu ia harus mengorbankan kesempatannya sendiri untuk naik takhta.
Sikap objektif dapat membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan ini. Seseorang yang bersikap objektif akan berusaha menempatkan diri dalam posisi yang netral—tak berpihak. Dari situ, seseorang dapat memberikan sumbangsih dan solusi positif bagi pergumulan orang-orang di sekitarnya. Tuhan pun disenangkan melaluinya —OLV
KETIKA ANDA MEMUTUSKAN UNTUK BERSIKAP OBJEKTIF
ANDA MEMUTUSKAN UNTUK BERJALAN DALAM KEBENARAN