SEBULAT-BULAT HATI
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 05 Maret 2012 00:00
- Ditulis oleh Daniel K. Listijabudi
- Dibaca: 12472 kali
Baca: Ulangan 6:1–15
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu (Ulangan 6:5)
Bacaan Alkitab Setahun:
Bilangan 26-27
Seperti gereja saat ini yang memiliki Pengakuan Iman, orang Yahudi pun demikian. Pengakuan iman mereka singkat, padat, bernas: “Dengarlah Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa”. Dalam istilah Ibrani ini disebut: Shema Yisrael (Dengarlah hai Israel). Melaluinya, umat senantiasa diingatkan untuk tidak menduakan Tuhan, hanya Dia satu-satunya yang mutlak disembah.
Bagaimana penerapannya? Kesederhanaan jawaban Alkitab mungkin agak mengejutkan: “Kasihilah Tuhan….” (ayat 4). Ya! kasihilah Tuhan, itu buktinya. Namun tentunya tidak dengan sembarangan, melainkan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Kata orang Jawa, kanthi gumolonging manah: dengan sebulat-bulat hati! Ketika Firman ini disampaikan, Israel tidak sedang dalam penindasan sehingga perlu diingatkan untuk tidak meninggalkan Tuhan. Mereka sedang bersiap memasuki negeri perjanjian yang subur dan makmur. Namun justru tepat di saat itu Tuhan berseru: Hati-hati! Di tempat yang berlimpah berkat jasmani, manusia cenderung melupakan Tuhan (ayat 10-15).
Ya, mengutamakan Tuhan bisa jadi lebih sulit ketika hidup lancar dan berkat melimpah. Mengasihi Dia dengan segenap hati bisa jadi lebih sukar ketika banyak hal begitu menyenangkan dan menguasai wilayah hati kita. Dalam konteks inilah syahadat Israel tadi kembali menjadi penting: Tuhan itu Allah kita. Tuhan itu esa! Harta dan kenikmatan bukan Allah kita! Pasangan atau anak bukan Allah kita! Hobi dan pekerjaan bukan Allah kita! Anda bisa meneruskan daftarnya. Kasihilah Tuhan dengan sebulat-bulat hati, bukan sebagian saja.—DKL
TUHAN TIDAK MINTA KITA MENGASIHI-NYA DENGAN SEBAGIAN BESAR HATI
TUHAN MINTA KITA MENGASIHI DIA DENGAN SEGENAP HATI.