KENAPA ENGGAN BERBAGI?
- Rincian
- Diterbitkan hari Rabu, 30 Januari 2013 00:00
- Ditulis oleh Arie Saptaji
- Dibaca: 11045 kali
Baca: Lukas 6:37-42
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu... (Lukas 6:38)
Bacaan Alkitab Setahun:
Keluaran 38-39
Seorang petani lele yang lumayan sukses di Kalasan, Yogyakarta, tidak segan-segan membagikan ilmunya kepada petani lain yang berminat menekuni budidaya ikan air tawar tersebut. Ia tidak khawatir kelak mereka akan menjadi pesaingnya. “Kenapa mesti enggan berbagi ilmu dan keterampilan?” katanya. “Kalaupun kita sudah membagikannya, belum tentu juga orang bisa menirunya begitu saja. Dengan berbagi, kita sendiri akan mendapatkan lebih banyak masukan. Kita malah jadi semakin pintar.”
Ya, memberi tidak akan membuat kita kekurangan. Sebaliknya, seperti ditegaskan Yesus, memberi justru menjadikan sumber daya kita berlipat ganda. Apa yang kita berikan tidak akan hilang secara sia-sia, melainkan akan dikembalikan kepada kita dalam kadar yang berlimpah-limpah. Ini prinsip yang berlawanan dengan yang dijalankan dalam dunia bisnis. Pebisnis didorong untuk mengeluarkan biaya sekecil mungkin demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Prinsip bisnis semacam ini membangkitkan keserakahan, adapun belajar memberi mengembangkan kemurahan hati kita.
Kita masing-masing pasti memiliki sesuatu yang baik—uang, talenta, waktu, tenaga, senyuman, pengampunan—untuk dibagikan kepada orang yang memerlukan. Kita tidak akan selalu menerima balasan dalam bentuk yang sama persis, namun tak ayal kita akan mengalami berkat yang mendatangkan damai sejahtera. Jadi, perhatikanlah apa saja yang Anda miliki dan dapat Anda daya gunakan untuk memberkati sesama. Seperti petani lele tadi, kenapa enggan berbagi?—ARS
ORANG MISKIN ADALAH ORANG YANG TIDAK MEMILIKI APA-APA
UNTUK DIBAGIKAN KEPADA SESAMANYA