PENDAYUNG KAPAL PERANG
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 01 Mei 2015 00:00
- Ditulis oleh Sugihendarto Pratama P.
- Dibaca: 13455 kali
Baca: 1 Korintus 4:1-5
Demikianlah hendaknya orang memandang kami: Sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. (1 Korintus 4:1)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-Raja 1-3
Paulus menyebut dirinya sebagai seorang hamba Kristus (ay. 1). Dalam bagian tersebut, kata hamba memakai kata huperetes, yang berarti seorang pendayung kapal perang. Ia ditempatkan di bagian bawah kapal sehingga tidak nampak dari luar. Meskipun huperetes berperan sebagai pendayung kapal, tetap saja arah perjalanan sebuah kapal ditentukan oleh sang nakhoda. Ke mana pun nakhoda memerintahkan kapal untuk pergi, huperetes harus melakukannya. Ketika kapal tersebut memenangkan sebuah pertempuran, tentunya yang mendapatkan pujian bukanlah para pendayung kapal, melainkan sang nakhoda.
Paulus sengaja memakai kata huperetes untuk menggambarkan dirinya. Ia ingin menunjukkan bahwa pelayanannya adalah ekspresi dari ketaatannya kepada kehendak Kristus, Sang Nakhoda. Ketika pelayanan Paulus berhasil, bukan Paulus yang membusungkan dada, melainkan Kristus yang terlihat dan dimuliakan. Ketika Paulus memenangkan jiwa, bukan diri Paulus yang dipuji-puji, melainkan Kristus, Nakhoda, yang diagungkan.
Bagaimana dengan kita? Seberapa sering kita justru mengambil tempat dan posisi yang seharusnya menjadi milik Kristus? Seberapa sering kita memiliki motivasi untuk menonjolkan diri untuk mendapatkan pujian orang lain ketika melayani Dia? Bukankah seharusnya kita mengambil peran, kedudukan, dan tanggungjawab seperti seorang huperetes? Biarlah kehidupan kita tersembunyi di dalam Kristus. Biarlah Kristus menyatakan kehidupan-Nya melalui hidup kita. Biarlah hidup kita memuliakan nama-Nya.—SPP
BUKAN HAMBA YANG DIPUJI DAN DIMULIAKAN, MELAINKAN TUANNYA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria