PEMBERESAN KONFLIK
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 13 Mei 2025 00:00
- Ditulis oleh Go Hok Jin
- Dibaca: 3445 kali
Baca: KEJADIAN 32:1-21
Sesudah itu, Yakub mengirim utusannya lebih dahulu menemui Esau, saudaranya, ke tanah Seir, daerah Edom. (Kejadian 32:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 9-12
Pemberesan. Hanya satu kata, tetapi tidak mudah melakukannya ketika terjadi konflik dalam komunitas yang saya pimpin. “Ayo, bereskan masalahmu karena kita ini saudara dalam Tuhan,” ujar saya kepada Tom, yang terlibat konflik dengan Jim. Ia memang tak langsung mengiyakan nasihat itu, tetapi seiring berjalannya waktu, Tom memahami pentingnya menyelesaikan konflik. Ia bahkan tanpa ragu mengawali meminta maaf sekalipun ia berada di pihak yang benar.
Konflik yang terjadi antara Esau dan Yakub termasuk jenis konflik yang berat. Perampasan hak kesulunganlah yang menjadi pemicunya (Kej. 27:41-46). Sampai suatu ketika Yakub, yang masih diselimuti rasa takut, mengirim utusan kepada Esau dengan membawa misi perdamaian. Ia bahkan meminta Allah menjamin bahwa ia dan seluruh rombongan tetap hidup (ay. 11), karena khawatir jika Esau masih dendam kepadanya. Namun, apa yang ditakutkan Yakub tidak pernah terjadi. Esau justru menyambut dengan hangat, selayaknya sambutan kakak yang sangat merindukan adiknya (Kej. 33). Pastilah hati Yakub sangat lega melihat penerimaan kakaknya yang di luar dugaan itu!
Membereskan masalah bukanlah sifat dasar manusia yang dipengaruhi oleh kuasa dosa. Manusia cenderung membenarkan diri atau menyalahkan orang lain sehingga dibutuhkan kerendahhatian dalam proses penyelesaian konflik. Tak jarang pula, keputusan meminta maaf lebih dahulu dapat menjadi pembuka jalan untuk penyelesaian konflik. Nah, adakah konflik yang sedang terjadi dan tampaknya perlu dibereskan?
—GHJ/www.renunganharian.net
BUKAN PEMBENARAN, MELAINKAN PEMBERESAN
YANG DAPAT MENYELESAIKAN KONFLIK
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Pelayanan Gloria